Skripsi: Minat belajar Bahasa Arab Terhadap Kemampuan Berbahasa Aarab



PENGARUH MINAT BELAJAR BAHASA ARAB  TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA ARAB  MAHASISWA
(Studi Kasus pada Mahasiswa Semester V  Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur Tahun Akademik 2011/2012)
A.      Latar Belakang Masalah
Salah satu  di antara  dimensi ajaran islam yang paling menonjol  adalah perintah untuk belajar, menuntut ilmu pengatahuan.[1] Islam di samping memerintahkan umatnya untuk belajar, menggali ilmu pengetahuan, juga memberikan penghargaan yang sangat istemewa bagi orang yang selalu belajar, menuntut ilmu dan mengembangkan dirinya. Banyak sekali nash dalam al-Qur’an dan al-Sunnah yang mengisyaratkan tentang martabat orang berilmu, kedudukan para ulama, dan keutamaan belajar.[2] Di antaranya firman Allah SWT yang berbunyi:

  
Artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. al-Mujaadilah: 11)[3]
Selain itu dalam beberapa hadits juga disebutkan:
 ... مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ      ...
Artinya: Barang siapa berjalan untuk menuntut suatu ilmu (belajar), niscaya Allah SWT akan memudahkan jalan baginya  menuju surga.[4]
مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيْلِ اللّهِ حَتَّى يَرْجِعَ.
ِArtinya: Barang siapa keluar (pergi) untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali.[5]
Demikianlah al-Qur’an dan al-Hadits telah memberikan motivasi dan dorongan kepada manusia agar selalu belajar. Menuntut ilmu merupakan bagian dari tugas seorang muslim. Dengan kaya ilmu, maka akan muncul rasa dekat kepada Allah SWT.
Minat adalah salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam belajar. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.[6] Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.  
Slameto (2003) mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu dari luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.[7] Orang yang berminat pada suatu kegiatan atau aktivitas tidak akan cepat bosan dan jenuh terhadap kegiatan atau aktivitas tersebut, meskipun ada gangguan, baik dari dalam diri maupun gangguan dari luar misalnya rasa lelah dan gangguan dari lingkungan dan sebagainya. Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan. Peran minat sangat besar jika dikaitkan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan adanya minat  proses pembelajaran akan dapat efektif. Jika mahasiswa telah berminat dalam kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan hasil belajar pun juga optimal.
Dalam pembelajaran bahasa yang menjadi tujuan utama adalah penguasaan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa mengacu pada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi nyata. Dengan Kemampuan berbahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan isi hatinya kepada orang lain yang merupakan tujuan pokok pengajaran bahasa sebagai suatu bentuk berkomunikasi. Dalam kajian kebahasaan, kemampuan berbahasa bersifat konkret dan mengacu kepada penggunaan bahasa senyatanya, dalam bentuk lisan yang dapat didengar atau dalam bentuk tertulis yang bisa dibaca.[8]
Bahasa Arab memiliki kaitan yang sangat erat dengan agama islam, karena semua ajaran islam terhimpun dalam al-Qur’an dan dilengkapi dengan penjelasan al-Hadits. Untuk dapat mengkaji dan mendalami ajaran islam, harus mempelajari al-Qur’an dan al-Hadits, dan agar dapat mempelajari  al-Qur’an dan al-Hadits dibutuhkan kemampuan berbahasa  Arab yang memadai.[9] Allah SWT berfirman:
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& $ºRºuäöè% $wŠÎ/ttã öNä3¯=yè©9 šcqè=É)÷ès? ÇËÈ  
Artinya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf: 2)[10]
Bahasa Arab juga merupakan bahasa ilmu pengetahuan.  Ada banyak kitab-kitab klasik yang dikarang oleh ulama-ulama terdahulu yang ditulis dalam bahasa Arab. Sampai saat ini, karya-karya ulama klasik tersebut masih banyak dijumpai yang dikenal dengan “kitab kuning”. Kitab-kitab tersebut tidak hanya membahas tentang fiqh, aqidah akhlak, dan ilmu-ilmu keagamaan lainnya, tetapi juga membahas tentang filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Jadi jelaslah bahwa bahasa Arab memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ilmu pengetahuan.[11]
Selain itu bahasa Arab juga merupakan bahasa internasional, bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara yang berada di Asia dan Afrika. Di Afrika, bahasa Arab dijadikan bahasa resmi di negara Mauritania, Maroko, Aljazair, Libya, Mesir, dan Sudan. Di semenanjung Arabia, bahasa ini digunakan oleh negara Oman, Yaman, Bahrain, Kuwait, Saudi, Qatar, Emirat Arab, dan jauh ke utara, Jordan, Irak, Syria, Libanon, dan Palestina.[12]     
Bahasa Arab mulai dikenal oleh bangsa Indonesia sejak Islam dikenal dan dianut oleh bangsa Indonesia. Jika Islam secara meluas telah dianut oleh masyarakat kita pada abad ke-13,[13] maka usia pendidikan bahasa Arab dipastikan sudah lebih dari 7  abad. Karena perjumpaan umat Islam Indonesia dengan bahasa Arab itu paralel dengan perjumpaannya dengan Islam. Bahasa Arab di Indonesia jauh lebih tua dan senior dibandingkan dengan bahasa asing lainnya, seperti: Inggris, Belanda, Mandarin, Jerman, dan Jepang. Walaupun usianya jauh lebih tua, namun perkembangan pembelajaran bahasa Arab nampaknya masih belum begitu menggembirakan, masih banyak kalangan masyarakat Indonesia, yang mayoritas beragama Islam lebih memilih belajar bahasa Inggris daripada belajar bahasa Arab. Bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an belum mampu memotivasi umat islam untuk bersemangat dalam mempelajarinya.
Sebagaimana yang terjadi di Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur pembelajaran bahasa Arab selama ini masih menghadapi berbagai kendala di antaranya adalah munculnya berbagai kesulitan dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Asumsi yang berkembang bahwa di antaranya disebabkan oleh alokasi waktu pembelajaran yang belum mencukupi, kurang tersedianya fasilitas belajar bahasa Arab di rumah, mahasiswa belum mampu mendudukkan bahasa Arab  yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari, buku-buku bahasa Arab  atau buku-buku yang berkaitan dengan bahasa Arab  kurang mendapat perhatian mahasiswa. Mahasiswa belum terbiasa menggunakan bahasa Arab  di dalam kelas, serta adanya kesan bahwa mata kuliah bahasa Arab  itu sulit bahkan lebih sulit dari bahasa asing lainnya.[14] Tidak adanya lingkungan berbahasa Arab juga menjadi kendala dalam pembelajaran bahasa. Padahal lingkungan berbahasa memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pembelajaran bahasa Arab. Selain itu selama ini belum ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang khusus menangani pembelajaran bahasa Arab.
Selain itu faktor-faktor di atas yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran bahasa Arab  di Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta adalah  rendahnya minat mahasiswa terhadap mata kuliah bahasa Arab . Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya mahasiswa yang mengikuti pembelajaran bahasa Arab  di luar jam mata kuliah bahasa Arab, misalnya dalam kegiatan pengajian kitab Ta’lim Al Muta’alim, yang diselenggarakan setiap hari sabtu pukul 16.00 WITA dan kegiatan pelatihan intensif  bahasa Inggris dan bahasa Arab  yang diselenggarakan di akhir semester.[15] Penulis berasumsi bahwa rendahnya minat belajar bahasa Arab tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa Arab mahasiswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis tertarik untuk meneliti dengan mengangkat judul “Pengaruh Minat Belajar Bahasa Arab  Terhadap Kemampuan Berbahasa Arab  Mahasiswa (Studi Kasus pada Mahasiswa Semester V Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur Tahun Akademik 2011/2012)”.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana minat belajar bahasa Arab mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur?
2.         Bagaimana kemampuan berbahasa Arab mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur?
3.         Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara minat belajar bahasa Arab  terhadap kemampuan berbahasa Arab mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur?
C.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.    Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
a.       Minat belajar bahasa Arab mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur Tahun Akademik 2011/2012.
b.      Kemampuan berbahasa Arab mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur Tahun Akademik 2011/2012.
c.       Pengaruh minat belajar bahasa arab  terhadap kemampuan berbahasa arab  mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta  Kutai Timur Tahun Akademik 2011/2012.
2.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu sebagai berikut :
a.         Secara teoritis
Sebagai sarana memperluas khazanah pengetahuan peneliti khususnya dan orang yang berinteraksi langsung dengan pendidikan pada umumnya tentang pengaruh minat belajar bahasa Arab  terhadap kemampuan berbahasa Arab, khususnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta   Kutai Timur.
b.         Secara praktis
1)        Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta   Kutai Timur, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab  
2)        Sebagai bahan pijakan bagi penelitian lebih dalam lagi tentang pengaruh minat belajar bahasa Arab  terhadap kemampuan berbahasa Arab
3)        Sebagai bahan referensi bagi pihak atau instansi yang membutuhkannya.
D.      Definisi Operasional
Secara bahasa minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan[16] dan belajar berarti berusaha mengetahui sesuatu, berusaha memperoleh ilmu pengetahuan  kepandaian, keterampilan.[17] Dan bahasa Arab menurut Mushthafa al-Ghulayaini adalah:
اللُّغَةُ الْعَرَبِيَّةُ هِيَ الْكَلِمَاتُ الَّتِى يُعَبَّرُهَا الْعَرَبُ عَنْ أَغْرَاضِهِمْ
Artinya: bahasa Arab adalah kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka.[18]
Maka secara bahasa minat belajar bahasa Arab adalah kecendrungan hati yang tinggi untuk memperoleh kemahiran atau kepandaian dalam menyusun dan menggunakan kata-kata yang disusun dan digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengungkapkan tujuan-tujuan mereka atau dengan kata lain  kecendrungan hati yang tinggi untuk memperoleh kemahiran/kepandaian, keterampilan dalam menggunakan bahasa Arab.
Sedangkan yang dimaksud dengan minat belajar bahasa Arab  dalam penelitian ini adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap pembelajaran bahasa Arab, berupa keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan  keterampilan.
Secara bahasa kemampuan sama dengan kesanggupan atau kecakapan. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan sesorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa.[19] Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan berbahasa Arab  dalam penelitian ini adalah kemampuan individu untuk menyimak ucapan berbahasa Arab yang disampaikan oleh lawan bicara, berbicara menggunakan bahasa Arab, membaca tulisan-tulisan Arab, baik yang menggunakan syakal maupun tidak menggunakan syakal, dan menulis pesan-pesan dalam bentuk tulisan, meliputi empat kemahiran dalam berbahasa yaitu kemampuan menyimak (maharatul istima’), kemampuan berbicara (maharatul kalam), kemampuan membaca (maharatul qira’ah), dan kemampuan menulis (maharatul kitabah).
E.       Telaah Pustaka
1.      Kajian Teoritik
a.    Minat Belajar Bahasa Arab
1)   Pengertian Minat Belajar Bahasa Arab
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”.[20] Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.[21] Perhatian bersifat lebih sementara dan ada hubungannya dengan minat. Perbedaannya adalah minat sifatnya menetap sedangkan perhatian sifatnya sementara, adakalanya timbul adakalanya menghilang.[22]
Suatu Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.[23] Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.[24]
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.[25] Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.[26] Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.[27] Hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya.[28]
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan, hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar.[29] Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.[30]
Dari pengertian minat dan belajar sebagimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan  keterampilan.
2)   Unsur-unsur Minat
Bertolak dari pengertian minat sebagaimana diuraikan di atas, maka unsur-unsur minat meliputi:
a.    Perasaan senang
b.   Perhatian
c.    Kemauan
d.   Keaktifan
e.    Ketertarikan
3)   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Mahasiswa
Menurut Bloom (1970) sebagaimana dikutip oleh Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat di antaranya adalah pekerjaan, sosial ekonomi, bakat, jenis kelamin, pengalaman, kepribadian dan pengaruh lingkungan.[31]
Selain faktor-faktor di atas di antara faktor yang mempengaruhi minat adalah motivasi, belajar, bahan pelajaran dan sikap guru, keluarga, teman pergaulan, cita-cita, bakat, hobi, media massa, fasilitas dan lain-lain.
4)   Beberapa Cara yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Minat Mahasiswa terhadap Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen perlu membangkitkan minat mahasiswa agar pelajaran yang diberikan mudah dimengerti. Kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru. Ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat anak didik di antaranya adalah sebagai berikut:
a.    Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik,
b.   Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik,
c.    Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik,
d.   Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik. [32]
5)   Fungsi minat dalam belajar
Fungsi minat dalam belajar adalah sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima pelajaran. Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus tekun karena tidak ada pendorongnya. Minat mampu membangkitkan motivasi siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sri Esti Wuryani Djiwandono bahwa salah satu cara yang kelihatan logis untuk memotivasi siswa adalah dengan adalah dengan menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa.[33]
b.   Kemampuan Berbahasa Arab
1)   Pengertian Kemampuan Berbahasa Arab
Secara bahasa kemampuan sama dengan kesanggupan atau kecakapan. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan sesorang menggunakan bahasa yang memadai dilihat dari sistem bahasa.[34] Kemampuan berbahasa adalah kemampuan individu untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan, mengungkapkan diri secara lisan, memahami bahasa yang diungkapkan secara tertulis, mengungkapkan diri secara tertulis.
Dwijawandono sebagaimana dikutip oleh Abdul Wahab Rosyidi mengatakan bahwa dalam pembelajaran bahasa yang menjadi tujuan utama adalah penguasaan kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa mengacu pada kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi nyata. Dengan Kemampuan berbahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan isi hatinya kepada orang lain yang merupakan tujuan pokok pengajaran bahasa sebagai suatu bentuk berkomunikasi. Dalam kajian kebahasaan, kemampuan berbahasa bersifat konkret dan mengacu kepada penggunaan bahasa senyatanya, dalam bentuk lisan yang dapat didengar atau dalam bentuk tertulis yang bisa dibaca. Semua itu merupakan sasaran tes bahasa yang merupakan bagian dari kajian kebahasaan dan pendidikan khususnya kajian kebahasaan terapan. [35]
2)   Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa Arab
Bahasa Arab sebagaimana bahasa-bahasa yang lain memiliki empat keterampilan berbahasa (مهارة اللغة)   atau dikenal pula dengan فنون اللغة (seni-seni bahasa). Dengan menggunaan kata maharah dapat dipahami bahwa aspek paling mendasar dari bahasa itu adalah alat komunikasi, dan keterampilan adalah bagian yang paling mendasar ketika menggunakan bahasa. Keempat maharah itu antara lain adalah; مهارة الاستماع /listening (keterampilan mendengar), مهارة الكلم /speaking (keterampilan berbicara),  مهارة القراءة  /reading (keterampilan membaca), dan  مهارة الكتابـــة/writing (keterampilan menulis).[36]
Meskipun secara garis besar keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat macam sebenarnya dibalik ke empat keterampilan tersebut terdapat satu ilmu yang sangat penting untuk dikuasai. Ilmu itu dikenal dengan ilmu qawaid (gramatikal) yang secara garis besar terdiri atas dua bagian, yaitu nahwu dan sharaf.[37]
3)   Kompetensi Bahasa Arab
kompetensi berasal dari bahasa Inggris yaitu competence yang berarti kecakapan, kemampuan kompetensi serta wewenang.[38] Adapun padanan kata  competence dalam bahasa Arab adalah kafa’ah. Jadi kata kompetensi berasal dari kata competence yang berarti memiliki kemampuan dan keterampilan dalam bidangnya sehingga ia mempunyai kewenangan atau otoritas untuk melakukan sesuatu dalam batas ilmunya tersebut.[39]
Belajar bahasa Arab mempunyai sebuah tujuan yang sangat tinggi yaitu untuk memiliki kompetensi berbahasa. Sehingga seseorang dapat menggunakan bahasa itu untuk memenuhi keperluan hidupnya. Misalnya untuk berkomunikasi dalam rangka mengungkapkan dan menyampaikan pesan kepada orang lain, atau meminta bantuan dalam mencapai keinginannya.[40]
Indikator bahwa seseorang yang menguasai bahasa Arab  adalah dia menguasai kompetensi bahasa Arab  tersebut. Kompetensi tersebut meliputi empat keterampilan berbahasa yaitu istima’ (mendengar), kalam (berbicara), qira’ah (membaca), dan kitabah (menulis). Penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing kompetensi keterampilan tersebut akan penulis uraian di bagian Indikator kemampuan berbahasa Arab.
4)   Pentingnya belajar bahasa Arab
Bahasa Arab adalah bahasa wahyu, al-Qur’an menyebutkan bahasa Arab sebagai bahasa wahyu di beberapa ayat di antaranya; (QS. al-Zukhruf: 3, Yusuf: 2, Fussilat: 3 & 44, al-Syura: 7, al-Ahqaf: 12, al-Ra’d: 37, al-Nahl: 103, Taha: 113, al-Syu’ara: 192-195 dan al-Zumar: 27-28). Bahasa Arab adalah bahasa al-Qur’an, bukan hanya sekedar bahasa bangsa tertentu, bahasa Arab adalah bahasa umat islam, maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi umat islam untuk mempelajarinya dan mempunyai rasa memiliki dan kepedulian terhadap bahasa Arab, karena kalau bukan kita umat islam, siapa lagi yang mau peduli.
Di antaranya di bawah ini penulis kemukakan beberapa ayat yang penulis sebutkan di atas:
y7Ï9ºxx.ur çm»oYø9tRr& $¸Jõ3ãm $wŠÎ/{tã 4
Artinya: Dan Demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab.  (Q.S. ar Ra’du:37)[41]
$ºR#uäöè% $ŠÎ/ttã uŽöxî ÏŒ 8luqÏã öNßg¯=yè©9 tbqà)­Gtƒ ÇËÑÈ 
Artinya: (ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa. (Q.S. az-Zumar:28)[42]
y7Ï9ºxx.ur !$uZøŠym÷rr& y7øs9Î) $ºR#uäöè% $|Î/ttã ... ÇÐÈ  
Artinya: Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab... (Q.S. As-Syuura:7)[43]
Selain itu, rasulullah SAW juga bersabda:
اَحِبُّوْا الْعَرَبَ لِثَلاَثٍ لأَنِّى عَرَبِىٌّ وَلْقُرْﺁنَ عَرَبِيٌّ وَكَلاَمَ اَهْلِ الْجَنَّةِ فِى الْجَنَّةِ عَرَبِيٌّ (رواه الطبرنى)
Artinya:  Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yaitu bahwa saya adalah orang Arab, bahwa al-Qur’an adalah bahasa Arab, dan bahasa penghuni surga di dalam surga adalah bahasa Arab. (HR. al-Thabrani)[44]
Selain bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadits, anjuran untuk mempelajari bahasa Arab juga ada yang berasal dari perkataan sahabat seperti perkataan Umar bin Khattab:
اَحْرِصُوْا عَلَى تَعَلُّمِ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ فَإِنَّهُ جُزْءٌ مِنْ دِيْنِكُمْ (عمر ابن خطاب)
Artinya: Bersemangatlah dalam mempelajari bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab adalah bagian dari agamamu (Umar Ibnu Khattab)[45]
2.      Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang mengambil minat sebagai objek penelitiannya sudah pernah  dilakukan. Begitu pula penelitian yang mengambil bahasa Arab sebagai objek kajian penelitiannya. Selain hasil-hasil penelitian, buku-buku yang berkaitan dengan minat pun juga telah banyak. Di bawah ini penulis cantumkan beberapa penelitian dan buku yang menyangkut tentang masalah minat dan kemampuan berbahasa sekaligus menjadi alasan mengapa penelitian ini layak dan menarik untuk dilakukan :
a.         Agus Widiyatmo (2010), dalam penelitian berjudul “Hubungan Minat dan Motivasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta” menyimpulkan bahwa  tingginya minat belajar dan motivasi belajar secara bersamaan akan meningkatkan prestasi belajar, maka untuk meningkatkan prestasi belajar  sebaiknya sejak awal perkuliahan dosen perlu menumbuhkan minat belajar dan motivasi belajar pada mahasiswa sehingga diharapkan prestasi belajar akan meningkat.
b.        Mukti Ali, (2008) dalam penelitian berjudul  “Pembentukan Kemampuan Berbahasa Arab Pada Anak Usia Prasekolah Di TPQ Nur Iman Karang jambu Purwanegara Purwokerto Utara” menyimpulkan bahwa pembentukan kemampuan berbahasa Arab di TPQ Nur Iman, banyak dipengaruhi oleh kemampuan ustadz dalam menguasai materi pelajaran, hal ini terbukti karena ustadz yang mengajar sudah ahli di bidang bahasa Arab, dan juga didukung oleh kurikulum, sarana yang mendukung pembelajaran, dan lingkungan kelas yang kondusif. Begitu juga dengan kurikulum pelajaran bahasa Arab, di mana dalam kurikulum, kemampuan berbahasa Arab yang mencakup empat kemampuan berbahasa, kemampuan mendengar, kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan menulis, merupakan tujuan utama diadakannya pelajaran bahasa Arab. Untuk mendukung pelaksanaan pembentukan kemampuan berbahasa Arab tersebut, dari pihak TPQ juga menyediakan sarana yang memadai, yaitu dengan pengadaan buku-buku maupun media-media yang berkaitan dengan bahasa Arab.
c.         Slameto, (2003) dalam bukunya berjudul “Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya” menjelaskan bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh, minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Mengembangkan minat adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan materi yang dipelajarinya dengan dirinya sendiri. Membangkitkan minat pada suatu objek yang baru adalah dengan menggunakan minat yang telah ada.
Berdasarkan karya tulis skripsi di atas memang telah ada penelitian yang membahas tentang minat dan kemampuan berbahasa, akan tetapi belum ada yang meneliti tentang pengaruh minat belajar terhadap kemampuan berbahasa Arab.
F.       Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.[46] Menurut Yatim Rianto (1996) sebagaimana dikutip oleh Nurul Zuriah (2007) mengatakan bahwa hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua, yaitu (1) hipotesis nihil (null hypothesis) yang biasa disebut dengan Ho, dan (2) hipotesis alternatif (alternative hypothesis) biasanya disebut hipotesis kerja atau disingkat Ha.[47]
Hipotesis nihil (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.[48] Hipotesis nihil dalam penelitian ini adalah tidak berpengaruh antara minat belajar bahasa Arab terhadap kemampuan berbahasa Arab.
Hipotesis alternatif  (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan ada hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.[49] Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja yaitu terdapat pengaruh yang  signifikan antara minat belajar bahasa Arab  terhadap kemampuan berbahasa Arab. Semakin tinggi minat belajar bahasa Arab semakin tinggi kemampuan berbahasa Arab mahasiswa.
G.      Metode Penelitian
1.         Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jika ditinjau dari segi bidang yang diteliti penelitian ini adalah penelitian sosial, yaitu penelitian yang secara khusus meneliti bidang sosial seperti ekonomi, pendidikan, hukum dan sebagainya.[50] Jika ditinjau dari segi tempat penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden.[51] Data-data yang dikumpulkan dari lapangan langsung terhadap obyek yang bersangkutan yaitu Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta. Namun jika dilihat dari sifat penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang analisisnya menggunakan analisis statistik.
2.         Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dimulai bulan Oktober – Desember 2011, bertempat di Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta  Kutai Timur, yang beralamat di Jl. APT Pranoto, Sangatta Utara.
3.         Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan sampel
Untuk meneliti subyek yang ada di lapangan penelitian ini menggunakan metode populasi dan sampel.
1.    Populasi
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda, sistem dan prosuder, fenomena dan lain-lain.[52] Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester V Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta  Kutai Timur yang berjumlah 115 orang. Tersebar di tiga kelas yaitu: kelas A5, B5, dan C5, jumlah populasi masing-masing kelas adalah A5 berjumlah 28 orang, B5 berjumlah 43 orang dan C5 berjumlah 44 orang.
2.    Sampel dan Teknik Pengambilan sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.[53] Menurut Suharsimi Arikunto (2006) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.[54]
Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Cluster random sampling digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.[55] Sampel diambil dengan sistem undian dengan maksud agar setiap kelas/kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian. Adapun tekniknya dengan mengundi gulungan kertas yang didalamnya tertulis nama kelas.
Adapun sampel dalam penelitian ini diambil sebesar 30% dari populasi yang ada yaitu sebesar 35 orang. Sampel diambil dari setiap kelas dengan perhitungan:
Ket:
       
    :  Jumlah Populasi menurut kelas
:   Jumlah sample seluruhnya
N   : Jumlah popuasi seluruhnya
Dari hasil perhitungan di ambil sampel di kelas A5 sebanyak 9       orang, kelas B5 sebanyak 13 orang, dan kelas C5 sebanyak 13    orang. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 13 orang
4.         Variabel dan Indikator Penelitian
a.     Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran, yang dimiliki, atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Menurut hubungannya antara satu variabel dengan variabel lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dibedakan menjadi :[56]
1)   Variabel independent: variabel ini sering disebut dengan variabel antecedent dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini  adalah Minat belajar bahasa Arab
2)   Variabel dependent sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel independen atau terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berbahasa Arab
b.    Indikator
a)    Indikator Minat Belajar
Indikator
Penjabaran Indikator
a. Perhatian
a.       Hadir dan Mengikuti penjelasan  dosen  dengan penuh perhatian
b.       Focus pada materi pelajaran selama pelajaran berlangsung
b. Ketertarikan
a.       Bahan pelajaran bahasa Arab  menantang untuk dikaji
b.      Pelajaran bahasa Arab  yang disampaikan oleh guru sesuai Dengan kebutuhan mahasiswa sehingga tertarik dengan mempelajarinya
c.       Materi pelajaran bahasa Arab  yang disampaikan oleh guru sangat menarik
d.      Tertarik mengikuti setiap kegiatan pembelajaran bahasa Arab  di luar kelas atau di luar jam kuliah
c. Rasa Senang
a.       Senang ketika mengikuti mata pelajaran bahasa Arab
b.      Senang jika jam pelajaran bahasa Arab  ditambah
c.       Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dengan senang hati tanpa merasa dipaksa
d. Kemauan
a.         Mengikuti mata pelajaran bahasa Arab  dengan kemauan sendiri
b.        Mempunyai kemauan untuk tahu materi yang akan dipelajari di pertemuan berikutnya
e. Keaktifan
a.       Aktif  apabila ada kesempatan bertanya
b.      Mengikuti penjelasan guru dalam setiap pembelajaran bahasa Arab 
c.       Selalu hadir mengikuti pelajaran bahasa Arab 
d.      Sering mencatat materi-materi yang diberikan guru
e.       Selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
f.       Mencatat pelajaran dari teman bila saya berhalangan hadir
g.      Jika saya mendapat kesulitan dalam pekerjaan rumah atau tugas saya akan tetap mengerjakannya karena kesulitan tersebut merupakan tantangan bagi saya dan juga bisa belajar dalam menyelesaikannya
f. Konsentrasi
a.       Selama proses pembelajaran bahasa Arab  berlangsung saya selalu berkonsentrasi penuh pada materi yang disampaikan guru

b)   Indikator kemampuan berbahasa Arab
Indikator
Penjabaran Indikator
Kemahiran menyimak
a.       Mampu mengetahui bunyi bahasa Arab  dengan makhrajnya serta Mampu membedakan bunyi huruf yang berbeda
b.      Mampu mengenali perbedaan antara bunyi antara huruf yang berbeda
c.       Mampu mengetahui kaidah bahasa untuk memecahkan tanda bunyi
d.      Mampu mengetahui makna kosakata (mufradat)
e.       Mampu memberikan perhatian pada waktu yang lama
f.       Mampu menyusun bunyi dalam kelompok kata yang bermakna
g.      Mampu memahami isi pesan yang didengarkan baik tanpa menambah, mengurangi, dan atau mengubah

Kemahiran berbicara
a.         Mampu mengeluarkan bunyi Arab dari makhraj yang benar
b.         Membedakan ucapan antara harakat panjang dan pendek
c.         Memperhatikan intonasi dalam berbicara
d.        Mengungkapkan ide dengan tarkib yang benar
e.         Berbicara dengan lancar
f.          Mampu berhenti pada tempat yang sesuai di tengah-tengah pembicaraan
g.         Mampu memulai dan mengakhiri pembicaraan secara alami
h.         Mampu mengungkapkan ide/pemikiran dengan bahasa yang dapat dipahami oleh native
1.       




Kemahiran berbicara
a.       Mampu mengucapkan bunyi dari makhrajnya serta membedakan bunyi huruf yang mirip seperti qaf dengan kaf
b.      Mampu menghubungkan tanda dengan maknanya   
c.       Mampu memahami apa yang dia baca, baik secara global maupun secara terperinci
d.      Mampu memperhatian harakat panjang dan pendek
e.       Mampu berhenti pada tempat yang sesuai
f.       Mampu membuat ringkasan atau kesimpulan ide-ide pokok
g.      Mampu membedakan ide pokok dan ide sekunder
h.      Tidak mengulang-ulang kata
i.        Mampu membedakan materi bacaan yang membutuhkan renungan dan analisis dan yang sekilas saja
j.        Mampu mengetahui awal dan akhir dari sebuah kalimat.
k.      Mampu membaca dengan baik dan benar (salamah wa shahihah) sesuai dengan kaedah nahwu, sharf, dan tanda baca (‘alamat al-tarqim)
Kemahiran menulis
a.       Mampu menulis huruf arab
b.      Mengetahu tanda baca (‘alamat al-tarqim) dengan cepat
c.       Mampu mengungkapkan pemikiran dengan logis dan runtut melalui tulisan dengan memperhatikan aturan kaidah-kaidah bahasa, tanda baca, dan diksi kata (mufradat) secara tepat, sehingga maksud penulis dapat dipahami.
5.         Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.    Angket
Angket atau questionaire adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Responden ditentukan berdasarkan teknik sampling.[57] Angket diberikan pada para mahasiswa semester V di Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta   Kutai Timur Tahun Akademik 2011/2012 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 35 orang, dengan tujuan untuk menjaring informasi tentang minat belajar bahasa Arab.  Adapun jenis angket yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda (√) check list.
b.    Wawancara.
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung  antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal.[58] wawancara ditujukan kepada sebagian mahasiswa yang menjadi sampel penelitian, untuk melakukan cross check terhadap jawaban angket yang diberikan. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang minat belajar bahasa Arab mahasiswa semester V Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur dengan menyiapkan interview guide.
c.    Observasi
Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian.[59] Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu dilakukan dengan melihat, mendengar, merasakan, yang kemudian dicatat seobyektif mungkin. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat yang berpartisipasi secara penuh, yakni menyamakan diri dengan orang yang diteliti. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan Check List  yaitu suatu daftar yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang hendak diselidiki.[60]
d.   Tes
Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.[61] Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.[62] Data yang diperoleh berupa ukuran kemampuan masing-masing responden. Tes sebagai alat pengumpul data dapat diartikan sebagai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada mahasiswa untuk mendapat jawaban dari mahasiswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Data yang diperoleh berupa ukuran kemampuan masing-masing responden. Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa  Arab. Tes diberikan dalam dua bentuk yaitu lisan dan tulisan.
e.    Dokumentasi
Dukumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu.[63] Dalam penelitian ini yang dimaksud dokumentasi adalah Suatu metode pengumpulan data dengan jalan melihat catatan yang sudah ada. Dokumentasi sebagai sumber data dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber asli yang diambil atau diperoleh secara langsung dari pihak pertama, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber yang diperoleh dari pihak lain. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu dengan jalan menyalin dari dokumen Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa Semester IV tahun Akademik 2011/2012. Selanjutnya nilai dari Kartu Hasil Studi (KHS) dipadukan dengan nilai yang diperoleh dari hasil tes kemampuan berbahasa mahasiswa dan diambil rata-ratanya.
6.         Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
a.    Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket yang berhasil dikumpulkan.
b.    Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket, yaitu sebagai berikut:
Alternatif Jawaban
Skor
Positif
Negatif
Selalu
Sering
Kadang-Kadang
Jarang
Tidak Pernah
5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
c.    Tabulating, yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel-tabel yang telah disediakan.
7.         Uji Instrumen Penelitian
Alat-alat yang pengukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama. Instrumen itu harus valid dan harus reliabel.[64]
a.         Validitas
Suatu alat dikatakan valid jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu.[65] Pada umumnya validitas alat ukur diselidiki dengan (1) logika, (2) statistik.[66]  Validitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan kedua cara di atas yaitu dengan logika menganalisis butir-butir item angket dan soal-soal tes. Menurut S. Nasution (2008), validitas ada macam-macamnya  yaitu (1) validitas isi, (2) validitas prediktif (3) validitas konstrak.[67]
1)   Validitas isi
Validitas isi maksudnya bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, dan pengalaman atau latar belakang yang diuji.[68] Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian validasi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.[69]
2)   Validitas Prediktif
Dengan validitas Prediktif dimaksud adanya kesesuaian antara ramalan (prediksi) tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata.[70] Disebut juga validitas eksternal. Validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
3)   Validitas konstrak
Untuk menguji validitas konstrak, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment expert). Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Kemudian instrumen tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.[71]
b.        Reliabilitas
Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat ukur itu mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan menunjukkan hasil yang sama. Tes yang tidak reliabel dengan sendirinya tidak valid.[72] Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode tes dan re-tes yaitu sampel yang sama (sampel A) dites pada waktu I dan kemudian di-re-tes atau dites kembali dengan menggunakan tes yang sama pada waktu yang berlainan (waktu II). Menurut S. Nasution (2008), tidak ada patokan tentang lama interval antara tes dan re-tes, akan tetapi biasanya interval itu berkisar antara dua sampai empat minggu.[73] Mempertimbangkan pendapat tersebut peneliti melakukan re-tes empat minggu setelah dilakukan tes pertama. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.[74]
8.         Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi. Teknik analisis  korelasi adalah teknik analisis statistik mengenai hubungan antara dua variabel.[75] Derajat hubungannya bisa diukur dan digambarkan dengan koefisien korelasi.[76] Teknik analisis ini digunakan dalam menguji besarnya pengaruh dan kontribusi variabel X (minat belajar bahasa Arab) terhadap variabel Y (kemampuan berbahasa Arab Mahasiswa). Teknik analisis korelasi PPMC (Pearson Product Moment corelation)  memiliki beberapa persyaratan tertentu, di antaranya data dipilih secara acak (random) data berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linear, dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu persyaratan tersebut tidak terpenuhi maka analisis korelasi tidak dapat dilakukan.[77] Berdasarkan beberapa persyaratan di atas penelitian ini memenuhi persyaratan untuk menggunakan analisis korelasi.

Adapun rumus yang digunakan adalah:[78]
Dengan pengertian:
     = Angka indeks korelasi “r” Products momen
N       = Jumlah responden
X       = Minat belajar bahasa Arab
Y       = Kemampuan berbahasa Arab  mahasiswa
SXY  = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
SX     = Jumlah seluruh skor X
SY     = Jumlah seluruh skor variabel Y
S   = Jumlah kuadrat variabel X
S   = Jumlah kuadrat variabel Y
Dalam melakukan interpretasi koefesion korelasi nilai “r” product moment, peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut:[79]
Interval koefesien
Tingkat Hubungan
0,80-1,000
0,60-0,799
0,40-0,699
0,20-0,399
0,00-1,199
Sangat Kuat
Kuat
Cukup kuat
Rendah
Sangat Rendah
Selain melakukan analisis menggunakan rumus korelasi product moment peneliti juga menggunakan bantuan aplikasi SPSS.
Setelah mengetahui hasil korelasi PPMC (Person Product Moment Corelation), Selanjutnya dilakukan uji signifikansi dengan rumus:[80]
Keterangan:   
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan yaitu:[81]
Keterangan: KD       = Nilai koefisien determinan
r           = Nilai koefisien korelasi


Dalam melakukan interpretasi nilai rata-rata peneliti menggunakan pedoman sebagai berikut:
Interpretasi Koefisien
Interpretasi Nilai
3,30 – 4,00
2,50 – 3,20
1,70 – 2,40
0,81 – 1,60
0,00 – 0,80
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik

H.      Sistematika Laporan Penelitian
Dalam menyusun laporan penelitian ini penyusun membagi menjadi lima bab yang terdiri dari :
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PEDOMAN TRANSLITASI
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR/BAGAN
Bab I pendahuluan berisi latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis berisi Deskripsi Teori, kajian penelitian yang relevan, hipotesis penelitian.
Bab III Metodelogi Penelitian berisi jenis dan pendekatan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, variabel penelitian dan Indikator, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, Uji instrumen penelitian, teknik analisis data.
Bab IV  Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi Deskripsi data hasil penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian, keterbatasan hasil penelitian.
Bab V kesimpulan dan Saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENELITI


DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya, Semarang: PT Kumudasmoro Grafindo, 1994.

Al-Ghulayainiy, Mushthafa, Jami al-Durus al-Arabiyah, Juz 1, Beirut: al-Maktabah al-Ashariyyah litthiba’ah wa nasyar, 1993.

Ali, Mukti, Pembentukan Kemampuan Berbahasa Arab pada Anak Usia Prasekolah di TPQ Nur Iman Karang Jambu Purwanegara Purwokerto Utara, (STAIN Porwekerto, 2008)

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

_____,  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Arsyad , Azhar, Bahasa Arab dan Metode pengajarannya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Ary,  Donald, dkk., Introduction  to Research in Education, terj., Arief Furchan, Pengantar Penelitian  Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Best , John W., Research In  Education, terj., Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Dalyono, M., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar,  Jakarta : Rineka Cipta, 2008.

Djiwandono , Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan,Jakarta: PT. Grasindo, 2008.

Echols, John M. dan Shadily, Hassan, Kamus Bahasa Inggris, Jakarta: PT. Gramedia, 2005.

Gulo, W., Metode Penelitian. Jakarta: PT Grasindo, 2007.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Iskandarwassid dan Sunendar, Dadang, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Karim, Abdullah, Sejarah pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta: Pustaka Book Publiser, 2009.

Kountur, Ronny,  Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan  Tesis, Jakarta: Penerbit PPM,2007.

Machmudah, Umi dan Abdul Rosyidi, Wahab, Active  Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab,Malang: UIN-Malang, 2008.

Makruf, Imam,  Strategi Pembelajaran bahasa Arab, Semarang: Need’s Press, 2009.

Margono, S., Metode Penelitian Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Munawari, Akhmad, Belajar Cepat Tata Bahasa Arab Program 30 Jam, Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007.

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu, Metodelogi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.

Nasution, S., Metode Research, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis, Bandung: Alfabeta,2007.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2010

_____, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian,Bandung: Alfabeta, 2009.

Rosyidi, Abdul Wahab, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN Malang.2009.

Slameto,  Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2003.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2010.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008. 

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, Bandung : Alfabeta, 2010.

Suja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, Semarang: Walisongo Press, 2010.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.

Widiyatmo, Agus,, Hubungan Minat dan Motivasi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Program Diploma III Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, (Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010)

Winkel, W.S., Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2007.

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.



[1] Umi Machmudah dan Abdul Wahab Rosyidi, Active  Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab,(Malang: UIN-Malang, 2008), hal. 1.
[2] Ibid.,  hal. 3.
[3] Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: PT Kumudasmoro Grafindo, 1994), hal. 910-911.
[4] Dikeluarkan oleh Muslim dalam shahihnya,  Hadits no. 7028, Ibnu Majah dalam sunannya, hadits no. 230, dan dikeluarkan pula melalui jalur periwayatan yang lain tanpa lafadz “bihi” oleh Tirmidzi dalam sunannya, hadits no. 2858, Abu Isa berkata hadits ini hasan
[5] Dikeluarkan oleh Tirmidzi, dalam sunannya, hadits no. 2785. Hadits ini hadits hasan gharib.
[6] M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 56-57.
[7] Slameto,  Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet. 3, hal. 180.
[8]  Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN Malang.2009), hal.  61-62.
[9] Imam Makruf,  Strategi Pembelajaran bahasa Arab, (Semarang: Need’s Press, 2009) hal. 7.
[10]  Al-Quran dan Terjemahannya, op. cit., hal. 384.
[11] Ibid., hal. 11.
[12] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. 2, hal. 1-2.
[13] Islam menunjukkan eksistensinya pada abad ke- 13  M di sumatra dan 15 M di Jawa (lihat Abdullah Karim, Sejarah pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book Publiser, 2009)), cet. 2, hal. 326.
[14] Hasil studi pendahuluan (angket) dari 12 orang mahasasiswa semester  V Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta Kutai Timur diperoleh pada tanggal 20 September 2011.
[15] Hasil dokumentasi (absen) pada saat pelaksanaan pelatihan intensif bahasa inggris dan bahasa Arab yang diselenggarakan diakhir semester, dan pelaksanaan pengajian kitab Ta’lim al Muta’allim setiap hari sabtu pukul 16.00 wita dipeoleh pada tanggal 19 September 2011.
[16] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus  Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed. 3, cet. 4, hal. 744.
[17]Ibid., hal. 17.
[18] Mushthafa al-Ghulayaini, Jami al-Durus al-Arabiyah, Juz 1, (Beirut: al-Maktabah al-Ashariyah litthiba’ah wa nasyar, 1993), cet. 28, hal. 7.
[19] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., hal. 707-708.
[20] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, loc. cit.
[21] Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2008), cet. 2, hal. 168.
[22]  Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 23 hal. 28.
[23] Slameto, loc. cit.
[24] Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet. 4, hal. 121.
[25] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 3, hal. 10.
[26] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), cet. 8, hal. 28.
[27] Ibid.,  hal. 30.
[28] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), cet. 9, hal. 40. 
[29] W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2007), cet. 10, hal. 58.
[30] Ibid., hal. 59.
[31] Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet. 2, hal. 114.
[32] Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hal. 167.
[33] Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Grasindo, 2008), cet. 4, hal. 365.
[34] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, loc.cit.
[35]  Abdul Wahab Rosyidi, loc. cit.
[36] Imam Makruf,  op. cit., hal. 18.
[37] Ibid., hal. 20.
[38] John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Bahasa Inggris, (Jakarta: PT. Gramedia, 2005), cet. 26, hal.  132.
[39] Suja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang: Walisongo Press, 2010), hal. 14
[40] Ibid., hal. 13.
[41]Al-Quran dan Terjemahannya, op. cit., hal.. 375.
[42] Ibid., hal. 750.
[43] Ibid., hal. 784.
[44] Akhmad Munawari, Belajar Cepat Tata Bahasa Arab Program 30 Jam, (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007), cet. 15, hal. iii. 
[45] Ibid.
[46] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 55.
[47] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), cet. 2, hal. 163.
[48]  Ibid.
[49]  Ibid.
[50] Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), cet. 3, hal. 4
[51]  Ibid., hal. 5
[52] Ronny Kountur,  Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan  Tesis, (Jakarta: Penerbit PPM,2007) hal. 145.
[53] Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian,(Bandung: Alfabeta, 2009), cet. 2, hal. 70.
[54] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 13, hal. 134.
[55] S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. 8, hal. 127.
[56] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D) (Bandung : Alfabeta, 2010) hal. 61.
[57] S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), cet. 10, hal. 128
[58] W. Gulo, Metode Penelitian. (Jakarta: PT Grasindo, 2007), cet. 5, hal. 118
[59] Ibid., hal. 116.
[60] Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), cet. 8, hal. 74.
[61] Donald Ary, dkk., Introduction  to Research in Education, terj., Arief Furchan, Pengantar Penelitian  Dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 256.
[62] Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. 6, hal. 76
[63]  W. Gulo, op. cit., hal. 123
[64]  S. Nasution, op. cit. hal. 74.
[65]  Ibid., hal. 85.
[66] Ibid., hal. 75.
[67] Ibid.
[68]  Ibid.
[69]  Sugiyono, op. cit., hal. 182.
[70]  S. Nasution, op. cit., hal. 76.
[71] Ibid., hal. 177
[72]  Ibid., hal. 77.
[73] Ibid., hal. 79.
[74]  Sugiyono, op. cit., hal. 184.
[75] Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), cet. 21, hal 179.
[76] John W. Best, Research In  Education, terj., Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 293.
[77] Riduan dan Sunarto, Pengantar Statistik Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta,2007) hal. 80.
[78]  Ibid., hal. 80.
[79] Ibid., hal. 81.
[80] Riduwan, Metode dan teknik menyusun proposal penelitian,hal. 76.
[81]  Ibid.

Oleh: ARBANI

Post a Comment

3 Comments

  1. maaf kak mw nanya
    untuk catatan kaki yaang
    [34] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, loc.cit.
    [35] Abdul Wahab Rosyidi, loc. cit.
    klo boleh tw rujukan buku apa,,, maaf sy kurang mengerti

    ReplyDelete
  2. Baca catatan kaki nomor 8 dan 16 mba, itu judul bukunya

    ReplyDelete