Guru Yang Dikirim Ke Malaysia Banyak Yang Mengundurkan Diri

Pemerintah dalam hal ini melalui Kemendikbud telah mengirimkan sebanyak 299 guru ke sabah Malaysia. Pengiriman ini telah dilakukan sejak tahun 2011 yang lalu. Selain itu pemerintah akan kembali mengirimkan sebanyak 101 guru untuk dikirim ke bebrapa daerah di luar negeri khusunya malysia dan filiphina.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Sumarna Surapranata mengatakan  bahwa guru-guru yang dikirim ini merupakan hasil seleksi ketat dan tenaga muda yang potensial. "Indeks prestasi mereka minimal 3,0, dan mereka selama ini aktif berorganisasi. Banyak di antara mereka yang menguasai berbagai keahlian," ujarnya. 


Meski diberi gaji dan insentif tinggi, banyak guru yang telah dikirimkan ke Sabah, Malaysia, mengundurkan diri. Mayoritas beralasan tidak siap mental mengajar anak TKI di Sabah.



 









"Sejak tahun 2011, Kemendikbud telah mengirimkan 299 guru selama lima tahap ke Sabah. Jumlah itu berkurang karena ada 77 guru mengundurkan diri," ungkap‎ Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah, Anas M Adam.

77 guru yang mengundurkan diri itu, lanjutnya, karena tidak siap mental untuk mengajar, bukan lantaran ilmu pengetahuan yang dimiliki. "Mereka kurang kesiapan mental untuk mengajar anak TKI," ucapnya.

Menyikapi hal itu Kemendikbud memberikan bimbingan teknis kepada guru-guru yang akan mengajar anak TKI untuk mengantisipasi terjadinya pengunduran diri guru setelah mengajar di lokasi penempatan.

Selain bimtek, Anas menjelaskan, pada proses seleksi tahun ini guru diberikan tes yang bertahap dan berjenjang. Tahap tes itu mencakup tes administratif, tertulis, wawancara, dan micro teaching.

Pada tes tertulis terdapat lima Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai penyeleksi, yaitu Universitas Negeri Surabaya, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Semarang, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Negeri Medan.

"Walaupun di lima LPTK, tapi guru-guru dari penjuru Indonesia dapat mendaftar," terangnya. Guru yang telah lolos tes administratif mengikuti tes potensi akademik (TPA), wawancara, dan micro teaching yang dilakukan tim seleksi pusat

Sumber : jpnn.com

Post a Comment

0 Comments