Faktor penyebab dan cara mengatasi
kejenuhan dalam belajar
Kejenuhan belajar dapat
melanda siswa apabila ia telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi
salah satu tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada
tingkat keterampilan selanjutnya. Selain itu, kejenuhan juga dapat terjadi
karena proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya
karena bosan dan keletihan, namun penyebab kejenuhan yang paling umum adalah
keletihan yang melanda siswa.
Keletihan siswa dapat dikategorikan menjadi tiga macam, yakni: 1) keletihan indera siswa, 2) Keletihan siswa, 3) keletihan mental siswa. Keletihan fisik dan keletihan indera dalam hal ini mata dan telinga pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siswa beristirahat cukup. Sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang sederhana sebagaiman keletihan-keletihan lainnya. Itulah sebabnya, keletihan mental dipandang sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan belajar.
Apakah
yang menyebabkan siswa mengalami keletihan mental (kejenuhan) ? Berikut ada beberapa
faktor yang menyebabkan keletihan mental (kejenuhan) yakni:
1. Karena
kecemasan siswa terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh keletihan itu
sendiri.
2. Karena
kecemasan siswa terhadap standar/patokan keberhasilan bidang-bidang studi tertentu
yang dianggap terlalu tinggi terutama ketika siswa tersebut sedang merasa bosan
mempelajari bidang-bidang studi tadi.
3. Karena
siswa berada di tengah-tengah situasi kompetitif yang ketat dan menurut lebih
banyak kerja intelek yang berat.
4. Karena
siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum, sedangkan dia sendiri
menilai belajarnya sendiri hanya berdasarkan ketentuan yang ia bikin sendiri.
Selanjutnya, keletihan mental yang menyebabkan munculnya kejenuhan belajar itu lazimnya dapat diatasi dengan menggunakan kiat-kiat antara lain sebagai berikut;
1. Melakukan
istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dengan takaran yang
cukup banyak.
2. Pengubahan
atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari belajar yang lebih memungkinkan
siswa belajar lebih giat.
3. Pengubahan
atau penataan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi pengubahan posisi
meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar dan sebagainya
sampai memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang lebih
menyenangkan untuk belajar.
4. Memberikan
motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong utnuk belajar lebih giat daripada sebelumnya.
0 Comments